Operasional Amplifier

Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil.Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yangkecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen.

Bentuk IC bisa bermacam -macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat dengan kaki- kaki berada pada ke empat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berbentuk dual in line (DIL).

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki- kakinya diberi bernomor urut dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik atau takikan.Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda uA 741, LM 741, MC 741, RM 741 SN72 741 dan sebagainya.

Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier, audio amplifier dan sebagainya.Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder dan sebagainya.Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah Transistor -Transistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS).Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74. Prefix 54 menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu 54 sampai 125C. Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu bekerja pada suhu 0 sampai 70C.Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefix nya, misalnya 7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamily nya. Misalnya AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H (High Speed), L (Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey).Apabila dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian menggunakan IC, cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih ringan.
Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan sehingga tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrik -pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendiri -sendiri mengenai sifatnya dan cara penggunaannya.Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan melihat berbagai symbol IC logic. Arti symbol -symbol ini akan kita pelajari bila sudah mulai eksperimen dengan IC digital.Dengan mempelajari rangkaian suatu IC, yang terdiri atas begitu banyak komponen, maka dapat kita bayangkan bahwa piranti tersebut praktis tidak mungkin lagi dirangkai dengan menggunakan tabung- tabung elektron.Kalau perlu mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit sinyal, penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal tapis nada bass, mixer, konverter sinyal, integrator, differensiator, komparator dan sederet aplikasi lainnya, selalu pilihan yang mudah adalah dengan membolak-balik data komponen yang bernama op-amp. Komponen elektronika analog dalam kemasan IC (integrated circuits) ini memang adalah komponen serbaguna dan dipakai pada banyak aplikasi hingga sekarang. Hanya dengan menambah beberapa resitor dan potensiometer, dalam sekejap (atau dua kejap) sebuah pre-amp audio kelas B sudah dapat jadi dirangkai di atas sebuah proto-board.

A. Penguat diferensial

Op-amp dinamakan juga dengan penguat diferensial (differential amplifier). Sesuai dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input tegangan dan 1 output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang ditunjukkan pada merupakan rangkaian dasar dari sebuah op-amp.

Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada titik Vout adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.

B. Diagram Op-amp

Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.Simbol op-amp adalah seperti pada gambar-2(b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin sudah dibuat sejak tahun 1960-an. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain. Tabel-1 menunjukkan beberapa parameter op-amp yang penting beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari parameter LM714.

C. Penguatan Open-loop

Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan balik bisa membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.

D. Unity-gain frequency

Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memilikiunity-gain frequency lebih tinggi.

E. Slew rate

Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.

F. Parameter CMRR

Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio). Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting). Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekanpenguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan semakin baik.

LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power output dan lain sebagainya.Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll.

Berikut adalah sedikit cara untuk menghitung penguat beberapa fungsi pada Op-amp.
Untuk menghitung besar penguatannya adalah :
Av = Vo / Vi = – Rf / Ri
Keterangan :
Av = Penguatan amplifier
Vo = Tegangan keluaran
Vi = Tegangan masukan
Rf = Resistor
Ri = Resistor input
Besar penguatannya bernilai negatif disini maksudnya adalah nilai sudut fasenya yang berkebalikan dengan masukannya.
2. Penguat tak membalik (non inverting amplifier) Nilai penguatannya adalah :
Av = Vo / Vi = 1 + ( Rf / Ri )
Keterangan :
Av = Penguatan amplifier
Vo = Tegangan keluaran
Vi = Tegangan masukan
Rf = Resistor
Ri = Resistor input

CD Audiophile untuk menilai kualitas sound system

Untuk anda yang baru mengenal CD Audiophile, rasakan perbedaan detail alat musik yang dimainkan pada setiap track. Sound system yang baik bukan hanya bisa mengeluarkan suara, tapi point utama nya adalah bagaimana suara yang dihasilkan bisa menyerupai dengan suara yang real, dan bisa menggambarkan situasi seperti seolah-olah anda sedang menonton konser yang penyanyinya berada tepat dihadapan anda dan dikelilingi oleh berbagai alat musik. Mungkin penjelasan saya ini akan membuat anda lebih bingung atau bisa saja merupakan awal dari ketertarikan anda dengan audiophile. Berikut sebagian dari CD Audiophile


1. The Ultimate Demontration Disc Chesky Records' Guide to Critical Listening


Cd ini sering di pakai majalah 'Audio Mobil' untuk mengetahui transparansi suara, kedalaman suara (lapisan suara), vocal, kedinamisan suara…dll. Dengan mendengarkan berulang-ulang, anda akan bisa mengetahui perbedaan detail-detail suara dari rekaman CD ini. Mungkin anda juga bisa menilai kualitas sound system anda apakah mendekati/menyerupai suara aslinya.


 2. Chesky Records 10 BEST - SPECIAL EDITION Chesky Records
Pada track 11 dari album ini: ‘The Chesky Style : An A/B Comparison’, sangat berguna bagi yang awam terhadap audiophile, baik di home audio mau car audio. Track ini menyuguhkan 2 lagu yang sama dengan teknik recording yang berlainan. Tujuan utama dari track ini adalah Chesky ingin menunjukkan kualitas rekaman dia dibandingkan perusahaan rekaman lain. Tapi dibalik tujuan itu, bagi yang awam terhadap audiophile, track ini mungkin bisa menjadi 'langkah awal ketertarikan' anda untuk masuk ke dalam dunia audiophile, sehingga membuat anda untuk lebih kritis dalam mendengar suatu recording. Karena track ini seolah-olah memberikan contoh perbedaan yang jelas antara sound system biasa/standart dengan sound system yang sudah di-upgrade , sehingga detail-detail suara terdengar jelas dan detail suaranya mengarah ke natural. Tanpa membuang uang anda sedikitpun untuk membeli player/head unit, amplifier, speaker yang berkelas, seolah-olah anda sudah bisa membedakan sound system standart dan yang sudah di-upgrade.


3. TEST The Power To Perform! Philips Car Systems.
CD ini dibuat oleh Philips Car Systems dalam mengetes audio mobil. Berbagai jenis karakter musik ada di dalam cd ini, dan disertakan track untuk mengetes frekwensi dan channel identification. CD ini saya dapatkan sekitar tahun 1994, waktu itu Philips terkenal dengan Head Unit single disc DC 944 yang unggul dalam teknik cara pembacaan cd, dan head unit ini sering digunakan untuk kontes audio mobil saat itu.


4. Sheffield Drive, The Audiophile Reference Series. Sheffield Lab – Live Studio Recordings.
Cd ini bisa dibilang ‘wajib punya’ bagi yang suka dengan audio mobil, untuk kategori Sound Quality maupun Sound Pressure Level. Berbagai macam kategori lagu ada dalam cd ini. Yang cukup unik dan seru adalah track 12 O-Daiko (Big Drum) merupakan seni memukul drum Jepang, dan track 13 Drum-Improv juga merupakan track pemukulan drum dengan melibatkan 2bh mic yang di tempatkan 2ft diatas drum dan 1bh mic lagi tepat di depan kick drum, sehingga efek pukulan sangat terasa sekali di track ini. Kedua track in bermain di frekwensi rendah, jadi pastikan speaker anda cukup qualified dan jangan menyetel terlalu besar volumenya.


5. Art Of Recording - Stockfisch Records Stockfisch Records
Hampir semua track list (90%) di dalam album ini mempunyai kesamaan dengan album Competition Evalution Disc dari EASCA 2009 (European Auto Sound Association), termasuk desain covernya pun mempunyai kemiripan. Album "Art Of Recording" ini dan album EASCA 2009 memang merupakan produksi dari Stockfisch Records. Konon cover nya di desain ulang untuk keperluan EASCA 2009.


6. Burmester CD-03 , Art For The Ear Burmester Audiosysteme
album ini memang nyentrik.....dari kemasannya yang sederhana sekali, anda akan di buat diam konsentrasi mendengarkan detail dari setiap track yang dimainkan, sampai akhirnya di track 10 dengan gebukan dari Master of Chinese Percussion akan membuat anda terbangun selama 10 menit lebih dan menyadari sebegitukah kualitas sound system anda. Album ini recommended

7. Test CD 5 , Depth Of Image - Timbre - Dynamics , Opus3 Opus3 HDCD
Yang di tonjolkan dalam setiap lagu di album ini adalah depth dan imaging, dengan kualitas rekaman yang bagus. Album ini bisa membantu anda lebih mendalami audiophile, semakin sering anda mendengar , akan membuat anda menjadi kritis dengan suatu rekaman. Walaupun tidak semua lagu di album ini enak di dengar, tapi disinilah bisa menggambarkan dengan jelas , sebegitu burukkah rekaman cd yang selama ini anda koleksi. Berbagai jenis musik ada di dalam cd ini, seperti jazz, blues & classic. Rekamannya bagus. CD ini layak dijadikan koleksi.


 8. Ein Straussfest – Cincinati Pops Orchestra , Erich Kunzel Telarc Digital
CD ini highly recommended bagi yang suka Classic yang berbaur dengan SPL. Tidak seperti lagu classic yang lain, cd ini tidak akan membuat anda tertidur, hampir semua track gampang dicerna dan dinamis. Jangan menyetel cd in terlalu keras, pastikan speaker2 anda cukup qualified. Karena ada track-track tertentu di dalam album ini yang mengeluarkan frekwensi rendah dan tinggi yang mungkin di luar batas kemampuan speaker anda.

ESR digital


           esr lcf meter ,siapa yang gak kenal dengan esr meter,bagi yang berkecimpung dengan dunia elektronik pasti tidak asing lagi dengan alat yang satu ini .karena dengan bantuan  alat  ini kita  bisa mendeteksi kerusakan komponen lebih cepat daripada kita menggunakan avo meter biasa.
dengan mode cx esr maka  kita bisa mengukur nilai kapasitas dan esr (equivalent series resistance) nya . semakin kecil  hambatan   semakin  baik kerjanya ,  tiap elco berbeda beda esr nya tergantung merk dan kualitas elco itu sendiri.untuk elco yang masih baru tidak begitu masalah ,tapi untuk elco yang agak lama seperti pada tv atau monitor ,lcd   beberapa elco sudah mengalami  perubahan capasitas dan hambatan ,apalagi  pada elco yang kerjanya pada  tegangan tinggi.sering sekali mengalami penurunan capasitas dan esr nya .
dengan  mode esr kita bisa mengukur  capasitor  langsung ke pcb tanpa melepasnya (in circuits ) . 
sehingga memperbaiki tv ,monitor , lcd peralatan lainya jadi lebih cepat dan mudah.
esr mampu mendeteksi elco yang mengalami kerusakan  di dalam rangkain  (in circuits )


-ESR  capacitors - 0 - 12 ohm
-Elco  - 0.33 - 60 000mkF
-Cap ceramik mylar - 0.1pF - 3.5  uf
-Inductance - 0.1uh - 5h
-Frequency - up to 50 MHz
-Power supply unit - Battery 7 - 9
-Current consumption - 15 - 30 mA

ESR + LCF METER

box speaker 18 inch folded horn

Pernahkah anda dengar horn??horn identik dengan merk Toa yang memakai sistem penggandaan suara, seperti trompet yang ujungnya kecil lalu melebar. Jelas dengan sistem horn ini kita dapat mengambil keuntungan,disamping kita hemat power juga jarak jangakau suara begitu jauh. Sistem Folded Horn ini sistem jadul tapi masih disukai oleh sound engeneering walaupun agak ribet pembuatanya dan berat,
Lihat grafiknya,,karena box ini bekerja di low mid frequensi banyak range yang terpangkas seperti mid frq juga frequensi yang paling rendah rancangan ini ideal buat lapangan.Kesimpulan: dengan folded horn kita bisa hemat power karena suara sudah dilipat gandakan dengan sistem horn ini. selamat mencoba kawan

Box Speaker 15 inch

Box 15 inch cocok buat lapangan apalagi live musik dangdut.Terkadang kita binggung mau pilih model Box speaker yang cocok dengan kehendak kita,dan sering kali kita juga ragu dan takut jelek hasilnya kalau tidak ada yang merecomendasi.Speaker 15 inch dalam susunan sound system sebetulnya amat penting Tapi sebagian sound engineer punya pendapat lain,cuma mengandalkan "12 inch x2 untuk mid 18 inch x2 untuk low(sistem direct) dan 1x twiter(driver),sebetulnya dengan spek yang seperti itu kurang cukup,ada frequensi tertentu kurang tebal terutama di 100Hz-nya, terlihat kalau kita setting dangdut live,kita kesulitan equlisasi pada ketipung dut-nya dan pada bass gitarnya kurang ngetone. 15 inch diaplikasikan pada live band pengaruhnya pada kick drum menjadi terdengar bulat dan bass gitarnya menjadi libih kawin dengan kick drum.Inilah gabar box speaker yang pernah saya coba denga speaker P AUDIO 15 inch, matreal multiplex 18 mm,,jangan lupa di lem kayu capur serbuk kayu disetiap sudut,karena pada ruangan speaker getaranya kuat sekali.

Skema Crossover 2 Way

Analisis secara teoritis dapat anda lihat di rangkaian. Anda bisa lebih memilih nilai kapasitor standar pertama dan kemudian menghitung nilai resistor lainya yang di parale . Jika anda memilih respon frekuensi cut-off, maka seharusnya anda menempatkan resistor tertentu di paralel atau sejalan sehingga akan mencapai nilai sebanyak mungkin lebih dekat dalam nilai perhitungan teoritis. Untuk lebih mudahnya pada TR1-2-3, anda dapat menempatkan potesometer. Pada output frekwensi rendah dilanjutkan ke power amplifier dengan speaker rendah [Woofer], Sedang output keluaran tinggi dilanjutkan dengan power amplifier dengan frekwensi tinggi [Tweeter]. Sebaikknya silakan anda coba rangkaian untuk crossover dengan output 2 keluaran tinggi dan rendah tersebut!.. Berikut daftar komponen elektronika yang digunakan :
R1=100Kohms C1=4.7uF 100V MKT TR2-3=47Kohms trim. or pot. R2-3-4-5-6=37.5ohms [33K+4.7K] C2-3-4-5-6-7-12-13=1nF 100V MKT IC1-2-3=NE5532-TL072 R7=75Kohms[150K//150K] C8-9-10-11-14-15=100nF 100V MKT J 1-2-3=2pin conn. 2.54mm pin step R8=N.C C16=2.2uF 100V MKT J4=3pin conn. 2.54mm pin step R9-10-11-12-13-14-15-16=10Kohms C17=470nF 100V MKT R17-18=47Kohms C18-19=47uF 25V R19-20=47ohms TR1=100Kohms trim. or pot. All the Resistors is 1-2% 1/4W metal film

Tone Control Low Noise

Skema Tone Control Low Noise Tone control atau pre-amplifier merupakan rangkaian pendukung amplifier. Kadang beberapa dari kita belum mengerti amplifier mana yang bagus, rakit saja dan hasilnya tidak jauh beda atau bahkan sama saja. Dari itu kita harus mengetahui karakter kelebihan dan kekurangan dari peralatan amplifier masing-masing. Tone control low noise di sini bukan berarti tanpa noise, tetapi paling rendah noise dibanding dengan tone control yang ada di pasaran, misalkan ronica 4 transistor, TL-084, TC-2 LM833 dll. Langsung ke penjelasan masing-masing komponen... Potensio 1 berfungsi untuk mengatur intensitas/level sinyal yang masuk dibantu Potensio 2 sebagai balance/penyeimbang. Potensio 2 ini masih dipasang biasa dan merupakan komponen opsional. R1 sebenarnya adalah kapasitor 1-2uF/250V yang bermerek, tetapi saya lebih memilih menggantinya dengan resistor 1K/5% biasa karena alasan menghindari hum dan gangguan yang sensitif. R2 meminimalisasi gangguan tadi sedangkain R3 menyesuaikan impedansi OP-amp 1. R4 & R5 berfungsi untuk menaikkan penguatan sebesar 1,3 kali. Pre amplifier standar biasanya menggunakan penguatan sebesar 2 kali, tetapi oleh sebagian besar dari kita menganggap ini bernoise. Jadi saya memilih nilai 1,3 kali, noise paling minim tetapi sinyal dari Volume sudah cukup membuat lampu peak menyala. Untuk low noise... Penyebab noise ada di Op amp 1, apex audio malah menghilangkan stage ini. Bisa juga step ini dijadikan buffer (jumper R5), penguatan sebesar 1 kali. Turunkan nilai R5 atau naikkan nilai R4 dengan konsekuensi penguatannya menjadi kurang, tetapi tetap berada pada nilai di atas 1 kali karena input mengambil jalur non-inverting, sehingga sinyal dapat & noise berkurang. R4 bisa juga diganti dengan trimpot 10K dan kaki tengahnya masuk ke rangkaian bass adjuster (resonansi bass). C1 & C6 sebagai filter untuk mengurangi treble/frekuensi tinggi yang berlebihan atau sering disebut pencegah osilasi. R6 sebenarnya adalah komponen opsional yang sedikit membantu menyesuaikan impedansi sistem. R7 idealnya sama dengan R8 untuk mempermudah memberikan nilai tanda gain pada panel potensio tone control. C2 dan C3 membentuk rangkaian seri filter treble (high pass filter), nilainya semakin besar maka suara yang dilewatkan semakin mid. C4 dan C5 dibantu dengan R9 & R10 membentuk low pass filter (filter bass), semakin besar nilai C ini suara bass yang dilewatkan akan semakin empuk/low (maksimal 47nF), semakin kecil nilai c ini maka sinyal bass yang dilewatkan akan semakin dip (dig-dig, c4=c5=22nF). Nilai yang cocok untuk ini adalah 27-33nF, bukan 47nF (tergantung selera). Pot 3 & pot 4 mengatur level treble & bass, semakin besar nilai potensio ini semakin besar penguatannya (bass & treble-nya termasuk potensio volume). R11 menyesuaikan impedansi keluaran, sedangkan R12 dan led merah sebagai indikator Peak yang menunjukkan kalau amplifier sudah diberi sinyal penuh. Supply maksimum 15V. IC bisa TL074, tetapi dalam pendesainan PCB, IC ini bisa diganti dengan 2x TL072/NE5532/4558

Membuat Switching Power Supply dari bekas Trafo TV

Power Supply dalam segala hal yang berbau elektronika sangat lah vital, karna tanpa Power Supplya maka perangkat elekronika tidak akan bisa bekerja, yang namanya Power Supply tentu tidak lepas dari Trafo (Transformer). Trafo itu sendiri ada berbagai macam, dilihat dari kegunaannya ada Trafo Step-Up, Trafo Step-Down, diliat dari segi fisiknya ada yang dari inti besi dan ada dari yang dari inti ferite, dll. untuk membuat trafo kita harus mengetahui rumusnya, namun disini saya tidak akan membahas mengenai rumus membuat trafo, melainkan saya akan membagikan pengalaman saya dalam memanfatkan Trafo Switching bekas TV untuk di pergunakan menjadi Power Supply yang bisa dimanfaatkan untuk Power Supply Audio Power OCL dan keperluan lain yang memerlukan Power Supply. Awalnya saya terinpirasi dari sebuah SPK aktive (kalau tidak salah mereknya Polytron) dan saya liat tidak menggunakan trafo besi, melainkan Switching model seperti TV dan Transformernnya juga sebesar Trafo Sewitching TV 21 Inch, dan jenis Power audionya OCL pakai Transistor 4 biji yaitu TIP3055/TIP2955 masing-masing 2 biji, dan speakernya 4 buah masing-masing 8 Inch. Suara menggelaegar stabil, waktu musik berjalan saya coba ukur tegangan tetap mantap dan stabil. Kalau saya lihat pada SPK aktive model ini yang pakai Trafo besi stidaknya Trafo-nya sekitar 5A lebih mungkin 6-7A. Dibawah ini saya sempatkan jepret sebuah Amplifier yang menggunaka Switching Regulator, ini mirip dengan Rangkaian Power Supply Komputer, perhatikan gambarnya
Atas dasar pengalalaman itulah maka muncullah ide untuk memanfatkan Trafo Switching TV dan untuk men-drivernya saya gunakan Switcing Power Supply Modul atau yang lebih dikenal dengan GACUN yang banyak di jual di toko elektronika dengan harga berpariasi skitar Rp. 22.500 sampai Rp. 25.000. Oke, kita lanjut saja. Lihat saja Sekemanya dibawah ini. Ada dua macam skema yang pertama tanpa rangkain Optocoupler dan yang kedua memakai rangkaian Optoupler Skematik dibawah ini adalah rangakaian Power Supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV namum rangkaian Optocuplernya tidak digunakan, rangkaian ini sudah saya gunakan dan sering saya pasang pada Power Audio OCL, kadang juga saya rangkai untuk mengganti Trafo Besi pada SPK aktive jika Trafonya rusak atau terbakar. Hasilnya sama dengan menggunakan trafo biasa 5A, makanya saya sekarang ga pernah beli Trafo besi. Jika ingin mendapatkan Arus yang besar tentu mempergunakan Trafo Switcing yang besar dan kawat email yang besar atau terdiri dari kawat email kecil yang di gandeng dilillit bareng. Bagi shobat yang ingin mencoba silah kan di ikuti tahap-tahap nya. Skematik dibawah ini juga rangkaian Power supply dengan
memanfaatkan Trafo Switching bekas TV, namun rangkaian ini menggunakan Optocoupler sehingga tegangan lebih mantap dan stabil, tidak mengikuti tegangan input yang naik turun, rankaian ini juga akan protect jika tegangan ouput mengalami short.
Keterangan: Lilitan Primer adalah 110 lilit dan dibagi jadi dua bagian yaitu: P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm Lilitan Sekunder S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm Cara membuat lilitan Yang perlu mendapat perhatian dalam melilit ulang adalah lilitan searah jarum jam dan dililit serapi mungkin dan jangan sampai ada yang short. Cara membuat lilitannya adalah sebagai berikut: Buka koker ferite nya dan lilitan aslinya Buat lilitan baru, dimulai dengan lilitan Primer, P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm. Solderlah kawat pada tab yang tersedia dan mulailah melilit sampai itungan yang ke 55 kemudian solderlah ujung penghabisan pada tab yang ada. ingat dan tandai ujung awal liltan tadi, karna ujung itulah nanti yang akan disambungkan langsung ke positive 220v - 300v Dilanjutkan membuat liltan Skunder yang pertama, S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm. Liltan sekunder ini untuk mendapatkan tegangan ganda (24v - CT - 24v). Caranya: solderkan ujung kawat pada tab yang ada kemudian buat lilitan sebanyak 12 lilit kemudian solderlkanlah pada tab yang ada (tab ini adalah untuk CT/Centre Tab). kemudian lanjutkan 12 lilitan lagi. Bisa jugan dengan melilit dua buah kawat bareng 12 lilit kemudian ujung akhir kawat pertama di hubungkan dengan ujung awal kawat kedua pertemuan ini dinamakan CT (centre tab) Selanjutnya kita buat lilitan skunder yang kedua, S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm. Lilitan ini untuk mendapatkan tegangan 110 untuk rangkaian optocoupler jika akan menggunakannya, tapi jika tidak menggunakan rangkaian optocoupler maka lilitan ini ditiadakan saja Membuat lilitan untuk rangkaian tambahan, misalnya 12v untuk fan, 15-ct-15 untuk tone control, dll. cara melilit sama tapi gunakanlah kawat halus saja karna arus yang dibutuhkan kecil saja, jadi menggunakan kawat 0.2 saja sudah memadai. Jumlah lilitan nya adalah: 12volt liltannya sebanya 6 lilit. dan utuk rangkaian tone control biasanya dilengkapi dengan IC Regulator 7815 dan 7915 maka tegannya kita buat saja 18v-ct-18v. Untuk mendapatkan tegangan 18v-ct-18v langkanya sama dengan langkah no 3 tapi jumlah lilitannya 9 lilit Tab Setelah dirasa cukup dan selesai membuat lilitan Skunder nya, maka ditutup dengan liltan Primer yang kedua (P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm). Caranya: Solderlah ujung kawat yang mau dililit pada tab akhir liltan Primer yang pertama tadi, kemudian buat lilitan dengan rapi sebanyak 55 lilit dan solderlah ujungnya pada tab yan tersedia. tandai dan ingat bahwa ujung ini nantinya aka disambungkan ke rangkaian Switching Power Supply Modul pada kabel warna merah Setiap mendapat satu lapis lilitan, jangan lupa di beri isolasi, atau isolasi yang lama bisa di gunakan lagi. Selesai dah membuat lilitannya... gampang kan...??!! Nah... setelah diliat rangkaiannya, dan baca keterangannya sederhana saja kan??? cukup dibuat pakai PCB bolong aja bisa. Hanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran juga kehati-hatian. Nih gambar rangkaian jadinya. Ini saya gunakan Trafo Switching TV 29 merek Cina. Rangakaian Penyerarah bagian outputnya tidak saya gabung, karna ini saya pasang untuk OCL 300watt yang langsung ada rangkaian dioda penyearah dan Elconya.
Dibawah ini adalah gambar Switching Power Supply Module, atau dikalangan teknisi sering disebut GACUN. yang di perlukan untuk Membuat Switching Power Supply dari bekas Trafo TV
Gambar dibawah ini adalah koker ferite yang sudah saya dibuka dan lilitan aslinya juga udah di buka
Gambar dibawah ini menunjukkan selesai membuat lilitan Primer pertama (P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm)
Selesai dah tinggal pasang kembali Ferite nya
Cara melepas Ferite Sobat yang berhagian tentu mengalami kesulitan dalam melepas Ferite nya bukan...?? sama saya juga awalnya gitu, tapi setelah saya temukan tip dan triknya mudah sekali melepas Ferite tersebut ga sampai lima menit..Nih tak kasih ilmunya tapi jangan bilang bilang ya... klu ada yang tanya suruh aja kesini... heheh... Gini caranya: rebus air sampai mendidih kemudian masukkan trafo yang mau dilepas Feritenya kedalam air panas menggelegak tersebut, tunggu beberapa saat kira kira 1 menit, kemudaian ambil trafo menggunakan tang penjepit, jangan tunggu sampai dingin, justru masih dalam kadaan panas inilah kita mudah melepas feritenya karna parekatnya meleleh. Gunakan alat bantu tang dan obeng tipis untuk menarik ferit. Semoga berhasil… Tabel Kawat Email dan Kemampuannya
Semoga bermanfaat sumber/starservicego.blogspot.com

tabel kekuatan email kawat trafo

skema audio Power Amplifier 1000W Blazer

Rangkaian power amplifier 1000W BGR Blazer merupakan power amplifier yang didesai khusus untuk sistem audio outdor dengan daya besar. Rangkaian power amplifier ini menggunakan power amplifier berupa 10 buah transistor yang terdiri dari 5 buah transistor sanken tipe A1494 dan 5 buah transistor sanken tipe C3858. Rangkaian power amplifier 1000W BGR Blazer membutuhkan sumber tegangan simetris dengan level tegangan ± 70 volt DC dengan arus minimal 10 ampere untuk bekerja secara optimal Power Amplifier 1000W BGR Blazer
Rangkaian power amplifer 1000W BGR Blazer pada rangkaian dibawah merupakan blok rangkaian mono, sehingga untuk membenagun power amplifer stereo perlu dibuat 2 unit power amplifier 1000W tersebut. Rangkaian power amplifier 100W BGR Blazer mreupakan power amplifier yang memiliki range bandwidth lebar, dengan efisiensi daya yang tinggi. Rangkaian power amplifier 1000W BGR Blazer ini membutuhkan power supply dengan performa yang bagus, terutama untuk mensupply daya ke beban pada saat mereproduksi nada rendah (bass) oleh karena itu sebaiknya power supply untuk rangkaian power amplifier 1000W BGR Blazer ini dengan transformer 20A atau lebih, dioda bridge minimal 35A dan kapasitor minimal adalah 10000 uF/100V. Rankaian power amplifier 1000W diatas merupakan power amplifier dengan daya besar, sehingga perlu dirakit dengan teliti. Setelah proses perakitan selesai sebelum dihubungkan ke beban (speaker) perlu diukur tegangan output tanpa sinyal input terhadap ground harus 0 volt dan dilakukan seting bias driver ke transistor power melalui VR 5 KOhm. Kemudian pada jalur output power amplifier harus dipasang rangkaian speaker protektor sebagi detektor sinyal DC dan rangkaian delay.

ukuran box speaker

kotak speaker dari berbagai merk

memilih desain box subwoofer

Performa subwoofer dalam menghasilkan suara bass yang rendah dan juga solid tentunya didukung dengan enclosure atau box subwoofer. Box subwoofer yang ada di mobil biasanya memiliki ukuran yang berbeda, hal ini disesuaikan dengan rekomendasi data teknis dari subwoofer tersebut. Namun masing-masing Installer audio, memiliki gaya berbeda dalam membuat desain box. Jika selama ini, kita hanya mengetahui bila box jenis-nya hanya itu-itu saja, ternyata tidak. Box terdiri dari berbagai jenis dan model. Desain, ukuran (dimensi) dan model box subwoofer biasanya jelas diperhitungkan pada saat pembuatan, bahkan rancangan secara teliti pun kerap dilakoni para Installer. Untuk mudahnya kita bagikan saja box subwoofer berdasarkan kategori yang paling utama..
A. Sealed Box Bentuk sealed menggunakan kalkulasi volume untuk membantu mengurangi dan mengontrol perubahan. Biasanya model ini memiliki ruang box yang tidak berlubang. Bentuk box sealed dipercaya mampu memberikan gebukan bass yang halus dan responnya tepat. Nah buat pecinta audio kosmetik biasanya menggunakan jenis box ini berikut dengan instalasi subwoofer reverse (terbalik). Kelebihan : Box kecil, mampu mengeluarkan tenaga yang besar, respon tepat, mudah dibuat, dapat menghindari kesalahan dalam pembuatan. Kekurangan : Efisiensi terbatas.
B. Vented (ported) Bentuk model box seperti ini menggunakan lubang atau port, lubang ini berperan untuk menambah output frequency rendah, udara di dalam box dikeluarkan seperti piston atau motor, tahap perpindahan udara itu dapat memperbesar frequency subwoofer. Model box ini umum digunakan pada sistem SQ atau SPL. Kelebihan : Mampu menambah efisiensi, menopang output frequency rendah, distorsi kecil. Kekurangan : Ukurannya besar, tidak ada control tuning frequency, pembuatan box agak susah.
C. Infinite Baffle (free air) Subwoofer menempel pada permukaan dengan memisahkan gelombang depan dengan bagian belakang, bentuk ini tidak memerlukan ukuran yang besar. Box model ini biasanya sering digunakan pada kendaraan jenis sedan. Kelebihan : Resonansi sangat rendah, penggunaan tempat tidak terlalu besar. Kekurangan : Output terbatas, biasanya sangat sulit untuk memperkuat gelombang depan dari belakang.
D. Isobaric menggunakan dua subwoofer dengan menempel face to face, dengan satu system cable yang berlawanan. Secara garis besar isobaric terdiri dari 2 subwoofer, 2 amplifier dari setengah ukuran box. Kelebihan : Ukurannya sangat kecil, distorsi rendah Kekurangan : Efisiensi sangat kecil, ukurannya kecil untuk ukuran yang dianjurkan buat dua subwoofer.
E. Aperiodic Model ini menggunakan selaput luar untuk memperkecil subwoofer dan meratakan impedansi yang keluar. Kelebihan : Sebenarnya tidak ada ukuran, responnya sangat tipis. Kekurangan : Efisiensi rendah, biasanya memerlukan subwoofer yang besar. Pembuatannya susah dan perlu tuning yang tepat.
F. Reflex bandpass Bentuk sealed yang dipasang menjadi bentuk port untuk mendapatkan penyaring lowpass. Ini untuk menambah efiesiensi sampai bandpass atau digunakan frequency dari modelnya. Bentuk ini terdiri dari single reflex bandpass dan dual reflex bandpass. Kedua box ini membutuhkan tuning yang tidak sama. Kelebihan : Sangat efisien untuk bandpass, dapat dibuat untuk menambah frequency, menambah tenaga yang dihasilkan . Tepat untuk tenaga power yang rendah. Kekurangan : Distorsi tinggi, subwoofer gampang rusak, ukurannya relatif besar serta pembuatannya sangat sulit.
G. Labyrinth Bentuk dari transmission line (jenis box yang didalamnya terdapat sekat untuk memberikan output yang besar), bentuk ini menggunakan port, di dalam box terdapat sekat. Kelebihan : Dapat menghasilkan output yang maksimal pada frequency tertentu Kekurangan : Sulit dalam pembuatannya, ukurannya besar tidak praktis. (Repost >> http://www.situsotomotif.com)

Remote Control Tester

Here is an infrared remote control tester circuit that can be made without spenting much money.This IR tester build around an infrared reciever module TSOP1738. We can observe the remote control state by listening to the buzzer sound. The circuit is very sensitive and it support a range of about 5 meters. The infrared receiver module normally remains high and the piezo buzzer is in silent mode. When the IR module receives a signal from the remote control,Its output goes low and the piezo buzzer sounds.

skema power gainclone LM 3876

Harga murah, mudah membuatnya, kualitas jauh diatas harganya. Itulah daya tarik amplifier Gainclone. Seperti apakah persisnya kualitas dari gainclone ini? Buatlah versi Gainclone yang paling sederhana, maka amplifier seharga 3 juta seperti NAD, Rotel dan sekelasnya tidak akan mampu mengimbanginya. Versi Mana Yang Akan Kita Buat? Sampai saat ini, versi gainclone yang dianggap paling bagus adalah buatan Mauro Penasa yang disebutnya My Refference (Gambar 1). Gambar berikutnya adalah versi Gainclone yang paling basic (Gambar 2). Rahasia dari bagusnya kualitas Gainclone dan amplifier pada umumnya tidak hanya terletak pada versi atau jenis rangkaiannya. Disini kita akan membuat Gainclone yang tidak sekedar asal Gainclone! Kita juga tidak akan membuat Gainclone menggunakan buffer berupa penguat tabung berharga jutaan rupiah. Kata nenek saya, kalau ingin menghamburkan uang, kenapa tidak membuat amplifier lain saja yang lebih baik kualitasnya dari gainclone? Sungguh bijaksana nenek saya.


da beberapa rahasia dari skema diatas. Sebagiannya tersimpan rapat di penjara Azkaban, sebagiannya lagi dijelaskan sebagai berikut: Mengapa 3875, bukan 3876, 3886 atau 1875? Pada dasarnya 3886 mempunyai dinamika dan kualitas bass yang paling baik dari keempatnya, tetapi kualitas vocal dan kebeningan suaranya paling buruk. Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kualitas vocal dan kebeningan dari 3886 ini. Pada dasarnya 1875 adalah yang paling bagus vocal dan kebeningan suaranya diantara keempatnya. Tetapi dayanya juga yang paling rendah. Eit, 30 watt mungkin tidak bisa disebut rendah, terutama bila speaker kita sangat sensitive, tetapi dari pengalaman saya, selalu ada perasaan kurang daya padahal saya biasa menggunakan amplifier yang lebih kecil dayanya. Namun menurut saya secara keseluruhan 1875 bukanlah ic sekaliber kakak-kakaknya. 3875 dan 3876 pada prinsipnya adalah ic yang sama, hanya saja 3876 ditambah fasilitas mute. Karena fungsi mute tidak ada hubungannya dengan kualitas suara, dari logika saja sudah jelas, rangkaian yang lebih kompleks hanya akan mengurangi kualitas suaranya. Setidaknya akan mempersulit pembuatan dan menambah biaya komponen. 3875 suaranya bening, vokalnya manis (terutama bila diberi FET didepannya). Untuk kualitas bass, kita serahkan urusannya pada power supply. Mengapa non-inverted (NIGC), bukan inverted (IGC)? Pertama, saya tidak suka amplifier yang membalik fasa. Kedua, saya percaya non-inverted lebih baik dari inverted, terutama bila tanpa buffer. Pada dasarnya NIGC mempunyai dinamika dan control bass yang lebih baik dari IGC. Sedangkan IGC mempunyai kualitas vocal yang manis, namun aspek lainnya menurut saya sangat berantakan. Apalagi bila control bass yang buruk harus diuji menghadapi musik yang bassnya sangat cepat dan dinamis, bisa membuat telinga lelah. Salah satu penyebab buruknya control bass IGC ditengarai karena impedansi masukan yang kelewat rendah. Karenanya IGC harus disertai dengan buffer. Mengapa Gain Rendah? Semakin besar gain semakin besar distorsinya. Tetapi semakin besar gain, semakin besar dayanya, semakin detil dan semakin bagus control bassnya sehingga bisa mendrive speaker dengan lebih baik. Disini kita memilih gain sekitar 18 sampai 20 kali. Lebih kecil dari itu, bisa terjadi ketidakstabilan/osilasi. Mengapa Menggunakan FET Buffer? Amplifier dengan input FET biasanya bersuara manis. Tapi yang paling penting, buffer FET ini hanya butuh beberapa komponen saja. Mendongkrak kualitas dengan biaya rendah, itulah tujuannya. Bagaimana Kualitas Suaranya? Ini dia yang paling penting, bagaimana kualitas suaranya? Saya tau ini adalah bagian yang paling dinanti-nantikan pembaca, karenanya dengan senang hati saya jelaskan bahwa amplifier ini bersuara bagus sekali. Bass, treble, vocal, semuanya terdengar detil dan natural. Yang paling menarik adalah kualitas bass yang menyerupai mosfet amplifier.

lampu-led


led display